Selasa, 24 Februari 2015

Shalahuddin Al Ayubi: Perang Salib


 

Shalahuddin Al-Ayyubi sebenarnya hanya nama julukan dari Yusuf bin Najmuddin. Di dunia barat dikenal dengan nama Saladin. Shalahuddin merupakan nama gelarnya, sedangkan al-Ayyubi nisbah keluarganya.  Shalahuddin Al-Ayyubi lahir pada tahun 532 H/ 1138 M di Tikrit, sebuah wilayah Kurdi di utara Iraq. Sejak kecil Shalahuddin sudah mengenal kerasnya kehidupan. Ayahnya Najm ad-Din masih keturunan suku Kurdi dan menjadi pengelola kastil itu.

Pada usia 14 tahun, Shalahuddin ikut kaum kerabatnya ke Damaskus, menjadi tentara Sultan Nuruddin, penguasa Suriah waktu itu. Salahuddin al ayubi merupakan tokoh islam yang sangat besar perannannya dalam perang salib. Ia seorang yang pemberani.

Penyebab Perang Salib

Perang salib terjadi selama kurang lebih dua abad. Peristiwa ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap orang Islam, yang kemudian meletusnya Perang Salib ini. Kebencian ini bertambah setelah dinasti Seljuk dapat merebut Baitul Maqdis pada tahun 471 H dari kekuasaan Dinasti Fathimiyyah yang berkedudukan di Mesir. Hingga akhirnya kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinasti Seljuk bagi umat Kristiani yang hendak berziarah kesana dirasakan sangat memberatkan dan menyulitkan. Perang ini juga merupakan kumpulan gelombang dari pertikaian agama bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani, yakni pada periode 1096-1291.
Perang tersebut dinamakan Perang Salib, sebab ekspedisi militer Kristen dalam peperangan ini  mempergunakan lambang salib yang merupakan sebuah simbol pemersatu antara kaum Kristiani untuk menunjukkan bahwa peperangan yang mereka lakukan adalah perang suci. Perang yang sangat melelahkan ini, salah satunya disebabkan oleh permintaan Kaisar Alexius Connenus I  pada tahun 1095 kepada Paus Urbanus II. Kaisar dari Bizantuim meminta bantuan dari Romawi karena daerah-daerah yang tersebut sampai ke pesisir Laut Marmora dibinasakan oleh Dinasti Saljuk. Bahkan, kota Konstanatinopel diancamnya pula. Adanya permintaan ini, Paus Urbanus II melihat kemungkinan untuk mempersatukan kembali (gereja Yunani dengan Romawi yang telah terpecah semenjak  tahun 1009-1054).
Maka pada tanggal 26 November 1095, Paus Urbanus II menyampaikan pidatonya yang menggebu-gebu dihadapan ribuan kaum Kristiani. Isi pidato yang disampaikan oleh Paus Urbanus II menyulut Perang Salib ini terjadi di Clermont, bagian Tenggara Perancis dan memerintahkan orang-orang Kristen agar memasuki lingkungan Makam Suci, untuk merebutnya dari orang-orang jahat serta menyerahkannya kembali kepada mereka.

Jalannya Perang Salib

PERANG SALIB I
1096--------Pengumuman Perang Salib oleh Paus Urbanus II di Clermont tgll 27 Nopember.
1096-1097--Tentara Salib tiba di Konstantinopel (Spanyol) yang kala itu termasuk wilayah Islam. Terjadi pertempuran Dorylaeum.
1099--------Tanggal 15 Juli Yerusalem jatuh ke Tentara Salib.
1101--------Tentara Salib dikalahkan Turki di wilayah Asia Kecil.
1109--------Tripoli dikuasai Tentara Salib.
1119--------Pertempuran di Ladang Darah.
1129--------Tentara Salib menyerang Damaskus.
1144--------Tentara Islam dipimpin Zengi merebut Edessa, Tentara Salib mundur.
1146--------Zengi wafat.
1147--------Tentara Salib kalah di Damaskus.
1169--------Saladin berkuasa di Mesir (mewakili Nuruddin).
1174--------Nuruddin wafat. Damaskus, Aleppo, dan Mosul dipimpin Saladin.
1187--------Pertempuran Hattin tanggal 4 Juli, Saladin membebaskan Yerusalem dari tentara Salib.

PERANG SALIB II
1187--------Sehubungan dengan kemunduran prestasi Tentara salib, pada 29 Oktober Paus Gregorius VIII mengumandangkan kembali perang salib.
1190-------Pada bulan Juni Kaisar Frederick I yang memimpin Tentara Salib ditenggelamkan pada perang laut di Cilicia.
1191--------Raja Richard dari Inggris dan Raja Philip II dari Perancis menerima penyerahan Acre. Dua bulan kemudian terjadi pertempuran Arsuf.
1192--------Perjanjian Jaffa, gencatan senjata antara Tentara Islam dan Tentara Salib. Ada kesepahaman untuk mengakhiri perang antara Tentara Salib yang dipimpin Raja Richard dan tentara Islam yang dipimpin Saladin.
1193--------Saladin wafat.

PERANG SALIB III
1198--------Paus Innocentius III mengumumkan perang salib kembali.
1204--------Tentara salib menyerang Konstantin.

PERANG SALIB IV
1213--------Paus Innocentius III kembali mengumandangkan perang salib.
1218--------Penyerangan Damietta oleh Tentara Salib.
1221--------Tentara salib di Mesir dikalahkan oleh pasukan Al Manshurah.
1229--------Perjanjian Ayubiah, Yerusalem diserahkan kepada kekuasaan Tentara Salib.
1244--------Pertempuran La Forbil. Kaum Khawarazmi (bagian Tentara Islam yang terkenal paling radikal) tidak puas atas keputusan perjanjian Ayubiah kemudian melancarkan serangan. Pada tahun ini pula Yerusalem kembali direbut Tentara Islam. Perang kembali membesar.
1250--------Tentara Salib di Mesir dikalahkan Tentara Islam.
1258--------Pada tanggal 19 Februari, kala Tentara Islam berperang melawan Tentara Salib, Mongol menyerbu Baghdad yang kala itu adalah ibukota khalifah Islam Abbasiyah. Khalifah Abbasiyah dimusnahkan.
1260--------Pertempuran Ayn Jalut. Tentara Islam (Pasukan Mamluk dari Turki) mengalahkan tentara Mongol. Pada 23 Oktober, Baybars menjadi sultan Mesir.
1268--------Baybars merebut Jaffa, Belfort, dan Antiokhia.
1271--------Baybars merebut Krakdes, Chievaliens dan Monfort.
1277--------Baybars wafat.
1289--------Panglima Qalawun merebut Tripoli.
1291--------Mamluk merebut Acre, Sidon, dan Beiru


Hasil gambar untuk perang salib


Dampak Perang Salib

Perang salib yang terjadi memberi pengaruh kuat terhadap timur dan barat.  Di samping kehancuran dalam bidang fisik juga meninggalkan perubahan yang positif walaupun secara politis, misi kristen eropa untuk menguasai dunia islam gagal. Perang salib meninggalkan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan eropa pada masa selanjutnya.

Bangsa Eropa belajar berbagai disiplin ilmu yang saat itu berkembang di dunia Islam. Mereka  mentransfer industri dan teknologi konstruksi dari kaum muslimin, sehingga setelah perang salib terjadi pembangunan secara besar-besaran terjadi di Eropa. Gustav Lebon berkata: “Jika dikaji hasil perang salib dengan lebih mendalam, maka didapati banyak hal yang sangat positif dan urgen. Interaksi bangsa Eropa selama dua abad masa keberadaan pasukan salib di dunia Islam boleh dikatakan faktor dominan terhadap kemajuan peradaban di Eropa. Perang salib membuahkan hasil gemilang yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.”

Perang salib menghabiskan aset umat Islam baik harta benda maupun putra-putra terbaik. Kemiskinan terjadi karena seluruh kekayaan negara dialokasikan untuk perang. Dekadensi moral terjadi karena perang memakan habis orang laki-laki dan pemuda. Kemunduran ilmu pengetahuan terjadi karena umat Islam menghabiskan seluruh waktunya untuk memikirkan perang sehingga para ulama tidak punya waktu untuk mengadakan penemuan-penemuan dan karya-karya baru kecuali yang berhubungan dengan dunia perang.

Namun, peperangan salib selama kurang lebih 200 tahun telah memberikan warna kepada dunia Islam dan Kristen. Utamanya dalam bidang pemikiran, peradaban, ilmu dan teknologi. Bahkan, sejarah mencatat bahwa perang salib merupakan jembatan awal antara kebudayaan Islam dan bangsa Eropa. Meskipun terdapat luka sejarah dan sensitifitas yang mengiringi pertautan dua peradaban tersebut. Dan tetap membekas hingga saat ini dimana kurang lebih 8 abad perang salib telah berlalu.

Akibat yang paling tragis dari Perang Salib adalah hancurnya peradaban Byzantium yang telah dikuasai oleh umat Islam sejak Perang Salib keempat hingga pada masa kekuasaan Turki Usmani tahun 1453. Akibatnya, seluruh kawasan pendukung kebudayaan Kristen Orthodox menghadapi kehancuran yang tidak terelakkan, yang dengan sendirinya impian Paus Urban II untuk unifikasi dunia Kristen di bawah kekuasaan paus menjadi pudar.

Perubahan nyata yang merupakan akibat dari proses panjang Perang Salib ialah bahwa bagi Eropa, mereka sukses melaksanakan alih berbagai disiplin ilmu yang saat itu berkempang pesat di dunia Islam, sehingga turut berpengaruh terhadap peningkatan kualitas peradaban bangsa Eropa beberapa abad sesudahnya. Mereka belajar dari kaum muslimin berbagai teknologi perindustrian dan mentransfer berbagai jenis industri yang mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran di Eropa, sehingga peradaban Barat sangat diwarnai oleh peradaban Islam dan membuatnya maju dan berada di puncak kejayaan.

Bagi umat Islam, Perang Salib tidak memberikan kontribusi bagi pengebangan kebudayaan, malah sebaliknya kehilangan sebagian warisan kebudayaan. Peradaban Islam telah diboyong dari Timur ke Barat. Dengan demikian, Perang Salib itu telah mengembalikan Eropa pada kejayaan, bukan hanya pada bidang material, tetapi pada bidang pemikiran yang mengilhami lahirnya masa Renaisance. Hal tersebut dapat dipahami dari kemenangan tentara Salib pada beberapa episode, yang merupakan stasiun ekspedisi yang bermacam-macam dan memungkinkan untuk memindahkan khazanah peradaban Timur ke dunia Masehi-Barat pada abad pertengahan.

Di bidang seni, kebudayaan Islam pada abad pertengahan mempengaruhi kebudayaan Eropa. Hal itu terlihat pada bentuk-bentuk arsitektur bangunan yang meniru arsitektur gereja di Armenia dan bangunan pada masa Bani Saljuk. Juga model-model arsitektur Romawi adalah hasil dari revolusi ilmu ukur yang lahir di Eropa Barat yang bersumber dari dunia Islam.

Perang Salib memberi kontribusi kepada gerakan eksplorasi yang berujung pada ditemukannya benua Amerika dan route perjalanan ke India yang mengelilingi Tanjung Harapan. Pelebaran cakrawala terhadap peta dunia mempersiapkan mereka untuk melakukan penjelajahan samudera di kemudian hari. Hal tersebut berkelanjutan dengan upaya negara-negara Eropa melaksanakan kolonisasi di berbagai negeri di Timur, termasuk Indonesia.

Bagi dunia Islam, Perang Salib telah menghabiskan asset kekayaan bangsa dan mengorbankan putera terbaik. Ribuan penguasa, panglima perang dan rakyat menjadi korban. Gencatan senjata yang ditawarkan terhadap kaum muslimin oleh pasukan salib selalu didahului dengan pembantaian masal. Hal tersebut merusak struktur masyarakat yang dalam limit tertentu menjadi penyebab keterbelakangan umat Islam dari umat lain.

Walaupun demikian, di sisi lain Perang salib membuktikan kemenangan militer Islam di abad pertengahan, yang bukan hanya mampu mengusir Pasukan Salib, tetapi juga pada masa Turki Usmani mereka mampu mencapai semenanjung Balkan (abad ke-14-15) dan mendekati gerbang Wina (abad ke-16 dan 17), sehingga hanya Spanyol dan pesisir Timur Baltik yang tetap berada di bawah kekuasaan Kristen.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar